Bukti sejarah Kerajaan Kutai adalah Yupa. Yupa merupakan tugu batu. Salah satu bukti pengaruh Hindu-Budha di Kutai adalah prasasti Yupa yang menjelaskan Kerajaan Kutai. Yupa diidentifikasi sebagai peninggalan agama Hindu karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Sanskerta. |
AZ Sejarah
|
az-sejarah.blogspot.com | Bukti Sejarah Kerajaan Kutai |
Bahasa Sanskerta adalah Hindu asli. Huruf yang digunakan dalam prasasti tersebut disebut huruf Pallawa, yang merupakan tulisan yang digunakan di tanah Hinduisme Selatan sekitar tahun 400 Masehi. Dengan melihat bentuk huruf pada prasasti yupa yang ditemukan, para ilmuwan berpendapat bahwa Yupa diciptakan sekitar abad ke-5. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu pertama di Indonesia.
Bukti lebih lanjut berdasarkan sebuah prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Mulawarman (yang lagi dalam bentuk yupa) menyebutkan tiga penguasa daerah tersebut. Mulawarman adalah cucu Kudungga yang menurut ahli adalah nama asli Indonesia. Itu terjadi karena nama Kudungga mirip dengan nama Bugis Kadungga.
Yang menarik dari prasasti ini adalah kabar bahwa pendiri kerajaan (vamsakarta) adalah Aswawarman, bukan Kudungga yang dianggap sebagai raja pertama. Para sejarahwan berpendapat bahwa terdapat kemungkinan bahwa Kudungga merupakan kepala suku di wilayah tersebut. Yang kemudian ketika pengaruh budaya Hindu masuk, Kudungga mulai mengaplikasikan kebudayaan tersebut ke masyarakat dan wilayah yang dia pimpin. Untuk selanjutnya, keturunan dari Kudungga bergelar raja karena sistem pemerintahan lama (suku) berubah ke sistem pemerintahan baru (kerajaan).
Nama 'Kudungga' diyakini merupakan nama asli daerah. Namun, nama-nama keturunan Kudungga yang menyadang nama 'warman' memberikan petunjuk tentang siapa sebenarnya raja pertama Kutai. Kata warman dalam nama seseorang nampaknya merupakan salah satu karakteristik bahwa seseorang adalah Hindu. Dari jenis nama yang digunakan Aswawarman, dapat disimpulkan bahwa Aswawarman adalah pendiri Kerajaan Kutai.
Penguasa pertama Kerajaan Kutai adalah Kudungga, lalu digantikan oleh Aswawarman. Aswawarman digantikan oleh anaknya bernama Mulawarman. Raja Mulawarman dikatakan sebagai raja terhebat di Kerajaan Kutai dan menganut agama Hindu Shiva yang setia.
Juga digambarkan sebagai raja yang sangat dekat dengan para brahmana dan rakyat. Hal ini dibuktikan oleh raja yang pernah memberikan hadiah pengorbanan emas dan 20.000 sapi / sapi ke para Brahmana sebagai ungkapan rasa syukur. Sebagai pengingat akan pengorbanan tersebut, para Brahmana membangun sebuah Yupa.
Dimanakah letak dan wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai? Jika kita telisik dari letak lokasi ditemukannya prasasti yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Kutai, maka letak dan wilayah kekuasaan dari Kerajaan Kutai berada di wilayah Muarakaman tepatnya di tepian Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, yang berada disekitar pertemuan Sungai Mahakam dengan anak sungainya.
Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai ditandai oleh pembagian kelompok masyarakat, para Brahmana dan Ksatria. Brahmana menduduki status tertinggi, menguasai bahasa Sanskerta dan Pallawa, dan menjadi pemimpin dalam upacara ritual keagamaan. Ksatria milik bangsawan atau sanak keluarga kerajaan. Selain kedua kelompok ini ada orang awam yang tetap berpegang pada tradisi nenek moyang.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai tidak diketahui secara pasti, kecuali jika disebutkan dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara pengorbanan emas dan telah memberikan 20.000 sapi kepada para Brahmana. Hal tersebut membuktikkan bahwa bidang pertanian di Kerajaan Kutai cukup maju. Namun para ahli juga berpendapat bahwa mungkin saja Kerajaan Kutai juga sudah melakukan aktivitas perdagangan. Hal tersebut didasarkan atas letak Kerajaan Kutai yang berada di Sungai Mahakam yang bisa dilalui dari pantai hingga masuk ke Muarakaman yang memunkinkan kegiatan perdagangan yang kemudian memperlancar ekonomi dan kemajuan Kerajaan Kutai.