Kerajaan Majapahit bisa disebut sebagai kelanjutan Kerajaan Singasari. Itu karena Raden Wijaya sebagai pendiri Kerajaan Majapahit adalah salah satu penguasa Pangeran Rajasa Rajasa Kerajaan Singasari. Raden Wijaya adalah putra Dyah Lembu Tal, cucu Mahesa Cempaka. Adapun Mahesa Cempaka adalah putra Mahesa Wongateleng atau cucu Ken Arok dengan Ken Dedes. Jadi, Raden Wijaya masih turun langsung dari Ken Arok dan Ken Dedes. Nah berikut ini penjelasan singkat tentang Kerajaan Majapahit. |
A-Z Sejarah
|
Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit | az-sejarah.blogspot.com |
A. Aspek Kehidupan Politik
Kehidupan politik yang dimainkan di Kerajaan Majapahit bisa dilihat pada masa pemerintahan raja-raja berikut.
1. Raden Wijaya (1293-1309 M)
2. Sri Jayanegara (1309-1328 M)
3. Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani (1328-1350 M)
4. Raja Hayam Wuruk (1350-1389 M)
B. Aspek Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Di Majapahit Empire, mengapung Hinduisme (Siwa) dan Budhisme. Kedua orang beragama tersebut memiliki toleransi yang tinggi untuk menciptakan keyakinan agama yang baik. Tantular Empu menyatakan bahwa kedua agama tersebut merupakan satu kesatuan yang disebut Shiva-Buddha. Hal ini dikonfirmasi lagi dalam buku Sutasoma dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa.
Pertanian dan perdagangan merupakan mata pencaharian utama masyarakat Majapahit sehingga Majapahit dikanal sebagai kerajaan maritim dan graris. Pertanian di Majapahit telah dikembangkan dan dilakukan dengan sistem sawah irigasi dengan hasil utama padi dan palawija. Kemajuan kemajuan Majapahit ini didukung oleh pelabuhan Hujung Galuh dan Tuban yang sibuk di atas kapal-kapal dari berbagai negara. Mata uang yang digunakan untuk penanganan di Majapahit adalah mata uang gobog.
C. Aspek Budaya
Pada saat Kerajaan Majaphit mengambang Siwa dan Hinduisme Budha. Dua orang yang beraneka ragam memiliki toleransi yang besar untuk menciptakan kerukunan religius yang baik. Raja Hayam Wuruk adalah seorang Siwa, sedangkan Gajah Mada adalah seorang Budha. Namun, mereka bisa bekerja sama dengan baik.
Orang ikut menirunya, bahkan Empu Tantular menyatakan bahwa kedua agama tersebut merupakan satu kesatuan yang disebut Shiva-Buddha. Hal ini dikonfirmasi lagi dalam Kitab Sutasoma dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Artinya, meski memiliki keragaman, tetap dalam satu kesatuan, tidak ada agama yang ambigu.
Urusan agama diserahkan ke pejabat tinggi yang disebut Dharmmaddhyaksa. Posisi Dharmmaddhyaksa terbagi menjadi dua, yaitu Dharmmaddhyaksa Ring Kasaiwan untuk urusan agama Shiva dan Dharmmaddhyaksa Ring Kasogatan untuk urusan Budha. Kedua pejabat tersebut dibantu oleh sejumlah pejabat agama yang disebut dharmmaupatti. Pejabat tersebut, pada saat Hayam Wuruk yang terkanl ada tujuh orang yang disebut upatti septa. Selain menjadi pejabat agama, upatti juga dikenal sebagai kelompok ilmuwan atau penyair. Misalnya, Empu Prapanca adalah seorang Dharmmaddhyaksa dan juga seorang penyair agung dengan bukunya Negarakertagama.
Sastra Seni yang berkembang pada awal masa Majapahit sebagai berikut.
- Kitab Negarakertagama oleh Empu Prapanca pada tahun 1365. Isinya menceritakan hal-hal sebagai berikut. Sejarah raja Singasari dan Majapahit dengan masa pemerintahannya; Negara Majapahit dan wilayahnya; Kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk saat mengunjungi wilayahnya di Jawa Timur beserta dafatar candi yang ada; Kehidupan beragama dengan upacara sakralnya, misalnya upacara Srrada untuk menghormati semangat Gayatri dan meningkatkan kekuatan supernatural sang Raja.
- Kitab Sutasoma oleh Empu Tantular. Buku ini berisi sejarah Sutasoma, seorang putra raja yang adalah seorang pendeta Budha.
- Buku Arjunawiwaha oleh EMU Tantular. Buku tersebut berisi sejarah raja raksasa yang berhasil dijunukkan oleh raja Arjunasasrabahu.
- Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa penulisnya. Buku tersebut berisi kisah raksasa Kunjarakarna yang ingin melayani masyarakat, dan Pandawa mengembara di hutan karena kehilangan dadu karena tawa.
Sedangkan karya sastra yang diproduksi di akhir Majapahit adalah sebagai berikut:
- Kitab Pararaton, isinya menceritakan sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit.
- Buku Sudayana, isinya dari Bubat Event.
- Sorandakan isinya tentang pemberontakan Sora
- Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.
- KItab Panjiwijayakrama, isinya tentang sejarah Raden WIjaya untuk bisa menang sebagai Raja Majapahit.
- Kitab Usana Jawa, isinya penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
- Kitab Tantu Panggelaran, tentang pengalihan Gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Lord Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Selain kesenian sastra, seni bangunan juga berkembang pesat. Berbagai candi didirikan dengan ciri khas Jawa Timur, yang terbuat dari batu bata, misalnya Pura Panataran, Candi Tigawangi, Candi Surawana, Pura Jabung, dan Bajang Ratu Gapura.
BACA JUGA: Peninggalan Kerajaan Majapahit
Dari penjelasan di atas, kita bisa mengetahui bahwa
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan besar dimana walayah menguasai hampir wilayah Indonesia. Mudah-mudahan apa yang dijelaskan di atas bisa bermanfaat. Terima kasih.