Kerajaan Samudra Pasai ~ Dimanakah letak Kerajaan Samudra Pasai? Samudra Pasai terletak di Aceh tepatnya di pantai sebelah utara. Nama kerajaan Samudra Pasai sebenarnya merupakan nama gabungan dua daerah yaitu Samudra (daerah pedalaman) dan Pasai (daerah pesisir kota). Kedua kota tersebut kemudian disatukan menjadi Samudra Pasai oleh Marah Silu yang kemudian dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sultan Malik al-Saleh. Karena keuntungan geografis, kerajaan Samudra Pasai berkembang dengan cepat menjadi pusat perdagangan dan pusat peyebaran Islam. Pedagang India, Bengali, Gujarati, Arab, dan Cina berdagang di Samudra Pasai. Selanjutnya, Samudra Pasai meluas wialyahnya ke daerah sekitar Aceh, seperti Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Samudra, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai. |
AZ Sejarah
|
az-sejarah.blogspot.com | Sejarah / Kesultanan Samudra Pasai |
1. Kehidupan Politik
Menurut Marco Polo, raja pertama Kerajaan Samudra Pasai adalah Marah Silu atau Sultan Malik al-Saleh (1285-1297). Catatan tentang Pasai Raya Pasai berasal dari Ibnu Battuta yang datang berkunjung pada tahun 1345. Dia melaporkan bahwa Samudra Pasai telah menjalin hubungan komunikasi dan diplomatik dengan Kerajaan Delhi. Rajanya adalah orang yang sangat dihormati dan menjadi pemimpin agama dengan bantuan seorang patih yang memegang gelar Amir.
Pada masa pemerintahan Sultan Malik al Saleh, Samudra Pasai telah memiliki hubungan diplomatik dengan China. Itu diberitakan dalam sejarah Dinasti Yuan di China. Dari berita tersebut diperoleh informasi bahwa pada tahun 1282, seorang utusan dari kerajaan Cina datang ke Samudra Pasai. Mereka saling sepakat untuk bekerjasama dan meminta utusan dari Samudra Pasai untuk berkunjung ke kerajaan Cina sebagai balasan. Hubungan asing lainnya adalah dengan negara Timur Tengah. Menurut berita Ibn Batutah yang mengunjungi Samudra Pasai pada masa Sultan Malik al Thahri II (1346-1383), menyatakan bahwa ada beberapa ahli agama yang datang ke Samudra Pasai, termasuk Qadi Sharif Amir Sayyid dari Persi (Iran) dan Taj al Din dari Istahan. Hubungan Adapaun perdagnagan dilakukan dengan banyak negara, termasuk Turki, Iran, Gujarat, Arab, Melayu, Jawa, dan Siam.
2. Kehidupan Ekonomi dan Sosial
Kehidupan ekonomi kerajaan Pasai Samudra sangat dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan karena letaknya yang strategis. Keunungan yang dimiliki oleh kerajaan Samudra Pasai adalah kondisi geografinya karena berbatasan dengan Selat Malaka dan berada di jalur perdagangan internasional melalui Samudra Hindia antara Semenanjung Arab, India dan China. Komoditi Samudra Pasai yang diperdagangkan meliputi lada, kamper, dan emas. Demi keperluan perdagangan dibuatlah uang sebagai media tukar dalam bentuk mata uang emas yang disebut deureuham atau dirham. Sebagai kerajaan yang besar, Samudra Pasai memiliki pengaruh penting terhadap pelabuhan-pelabuhan di pulau sumatera, diantaranya adalah pelabuhan dagang di Pidie, Perlak, dan daerah di ujung Pulau Sumatera.
Perdagangan di Samudra Pasai berkembang pada masa pemerintahan Sultan Malik al Thahir II. Menurut Ibn Battuta, perdagangan di Samudra Pasai semakin ramai dan maju karena didukung oleh armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman dan nyaman berdagang di Laut Pasai. Kemajuan di bidang ekonomi telah berdampak pada kehidupan masyarakat Samudra Pasai yang sejahtera. Kehidupan manusia diwarnai oleh semangat kebersamaan dan kehidupan yang saling menghormati sesuai ajaran Islam. Hubungan antara sultan dan rakyat sudah mapan. Sultan biasa melakukan musyawarah dan bertukar gagasan dengan ulama. Selain itu, sultan juga sangat menghormati para tamu yang datang. Bahkan, ia sering memberikan suvenir kepada tamu kerajaan.
Pada abad ke-14, Samudra Pasai menjadi pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. Malaka berevolusi menjadi kerajaan Islam setelah hubungan baik dengan Samudra Pasai, apalagi setelah menikahkan antara sultan putra Pasai dengan Malaka. Dalam kisah Patani menceritakan tentang Raja Islam Patani bernama Paya Tu Naqpa. Islamisasi dilakukan oleh seorang pria dari Pasai yang bernama Syaikh Sa'id setelah berhasil menyembuhkan penyakit Raja Patani. Setelah beralih ke Islam, Raja Patani mengganti namanya menjadi Sultan Ismail Shah Zilullah Fil-Alam. Anak-anak raja akhirnya mengikuti ayahnya ke Islam. Sejak Portugis menguasai Malaka pada tahun 1511 dan memperluas kekuasaannya, Samudra Pasai tertekan dan akhirnya berhasil dikuasai. Pada saat yang sama Kerajaan Aceh Darussalam di bawah Sultan Ali Mugahyat Shah juga memperluas kekuasaannya untuk berhasil mengendalikan sebagian besar wilayah Samudera Pasai.
3. Aspek Pemerintahan
Kehidupan orang Samudra Pasai begitu kental dengan nuansa agama dan budaya Islam Pemerintahan Samudra Pasai adalah sebuah teokrasi yang berlandaskan ajaran Islam. Sebagai kerajaan yang berpengaruh, Samudra Pasai juga menjalin pertemanan dengan para penguasa negara lain seperti Campa, India, China, Majapahit dan Malaka. Pada tahun 1350 M, Kerajaan Majapahit menerjang Samudra Pasai dan mendudukinya. Pasai mulai menurun. Sekitar tahun 1524 M, wilayah Pasai diambil oleh kerajaan Aceh. Sejak itu, sejarah kerajaan Samudra Pasai telah berakhir.
4. Aspek Budaya
Sebagai sebuah kerajaan besar, Pasai juga mengembangkan kehidupan yang menghasilkan tulisan yang bagus. Dilihat dari zaman Pasai, ada karya sastra Melayu klasik yang berjudul Hikayat Raja Pasai. Selain itu, ada juga buku yang berisi ajaran tasawuf. Buku ini merupakan terjemahan dari Darrab al-Manzum oleh Maulan Abu Ishak.
Demikianlah penjelasan mengenai Kerajaan Samudra Pasai. Jika terdapat kesalahan, silahkan langsugn layangkan kritik dan saran teman-teman sekalian melalui kolom komentar di bawah. Terima kasih sudah mau membaca tulisan saya di atas. Jangan lupa sebarkan ke yang lain ya.