Kerajaan Demak ~ Demak dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit. Setalah Majapahit mengalami kemunduran, Demak maju sebagai wilayah maju dan menjadi kekuata baru di pulau Jawa. Demak pun akhirnya menjadi suatu kerajaan sendiri yang bercorak Islam. Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah Kerajaan / Kesultanan Demak berikut kehidupan politik, sosial-ekonomi, dan budayaanya. Yuk langsung saja baca penjelasan berikut! |
AZ Sejarah
|
az-sejarah.blogspot.com | Sejarah Kerajaan / Kesultanan Demak |
1. Kehidupan Politik
Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1518) yang diberi gelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Menurut Babad Tanah Jawa, Raden Patah adalah anak dari Brawijaya V (Raja terakhir Majapahit) dengan putri Campa. Pada masa pemerintahannya, Demak berkembang pesat. Raden Patah memperkuat armadanya sehingga Demak berkembang menjadi negara maritim yang kuat. Dengan kekuatan itu, Demak mencoba menyerang Portugis yang pada saat itu menguasai Malaka. Demak membantu Malaka karena ketertarikannya terganggu oleh kehadiran orang Portugis di Malaka. Namun, serangan tersebut gagal. Di bidang agama, Raden Patah dibantu oleh Wali Sanga, yang menampilkan Demak sebagai pusat penyebaran Islam. Raden Patah kemudian membangun masjid megah, Masjid Agung Demak.
Raden Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521) Adipati Unus meninggal tanpa meninggalkan anak laki-laki sehingga harus digantikan oleh saudara perempuannya, Pangeran Sekar Seda Lepen. Namun Pangeran ini dibunuh oleh utusan lain dari keponakannya, Raden Mukmin (nama keluarga Sunan Prawoto) putra Pangeran Trenggana, Konsekuensinya yang menggantikan takhta Demak adalah adik Adipati Unus, Pangeran Trenggana. Dia naik takhta dengan gelar Sultan Trenggana. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Demak mencapai masa jayanya. Wilayahnya sangat luas, meliputi Jawa Barat (Banten, Jayakarta, dan Cirebon), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
Setelah Sultan Trenggana wafat, Demak mengalami kemunduran. Perebutan kekuasaan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Sedo Lepen dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggana. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan Arya Penangsang. Namun, Arya Penangsang kemudian juga berhasil dibunuh oleh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggana yang menjadi Adipati Pajang. Joko Tingkir yang kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Karena persitiwa itulah Kerajaan Demak berakhir.
Kerajaan Demak menjalankan sistem pemerintahan teokratis, yang merupakan pemerintahan yang berbasis pada Islam. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak adalah sebagai berikut:
- Raden Patah (1500-1518)
- Adipati Unus (1518-1521)
- Sultan Trenggana (1521-1546)
2. Kehidupan Ekonomi
Sebagai salah satu pelabuhan penting di nusantara, Demak memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi antar pulau. Demak memiliki peran penting karena memiliki lahan pertanian yang luas dan sebagai penghasil pangan terutama beras. Selain itu, perdagangan juga maju. Komoditas ekspor, seperti beras, madu dan lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui pelabuhan Jepara. Kegiatan perdagangan maritim menyebabkan Kerajaan Demak mendapatkan keuntungan besar. Banyak kapal lewat di wilayah Laut Jawa untuk memasarkan komoditas mereka.
3. Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak telah berjalan teratur. Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak diatur menurut hukum Islam karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam. Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpul Wali Sanga. Hasil budaya Kerajaan Demak yang terkait dengan Islam dan sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Masjid Agung Demak. Masjid tersebut merupakan simbol kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.
Mesjid Agung Demak selain diukir dengan ciri khas Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiang yang terbuat dari kumpulan sisa bangunan bekas bangunan masjid yang disatukan (tatal). Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Sunan Kalijaga. Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga juga meletakkan dasar perayaan Sekaten di Kerajaan Demak. Perayaan ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik orang agar mau masuk Islam. Sekaten kemudian menjadi tradisi atau budaya yang terus dipertahankan sampai sekarang, terutama di Surakarta, Yogyakarta, dan Cirebon.
Demikianlah penjelasan singkat tentang Kerajaan Demak yang mencakup kehidupan politik, sosial-ekonomi, dan kebudayaan. Semoga apa yang dijelaskan di atas mudah diterima dan tentunya bermanfaat. Terima kasih sudah mau berkunjung dan membaca di blog ini. Nantikan artikel-artikel yang membahas sejarah lainnya di sini.