Yupa adalah monumen batu yang dibuat oleh para Brahmana untuk memperingati kemuliaan Raja Mulawarman. Pada masa kerajaan Hindu banyak sekali ditemukan Yupa. Yupa-yupa masih ada saat ini sudah mengalami kerusakan. Batu yang ditulis itu dibuat oleh Brahmana karena kemurahan hati Raja Mulawarman yang memberi 20.000 sapi. Tulisan yang tertera di Yupa menggunakan tulisan kuno yang disebut tulisan palawan. |
AZ Sejarah
|
az-sejarah.blogspot.com | Pengertian Yupa, Kerajaan Kutai |
Yupa adalah monumen batu yang berfungsi sebagai peringatan untuk memperingati kemuliaan hati raja Mulawarman kepada para Brahmana. Yupa adalah batu tulis yang dibangun oleh para Brahmana sendiri untuk memperingati kebaikan Mulawarman yang telah memberi makan 20.000 sapi kepada orang-orang Brahmana. Tulisan yang ada di yupa itu masih dalam bentuk tulisan kuno yang dikenal dengan huruf palawa.
Kalimat yang tersusun dari huruf palawa sekarang banyak diterjemahkan oleh para ahli paleontologi, jadi kita tahu banyak tentang kisah raja-raja, terutama kerajaan Kutai yang terletak di daerah Kalimantan Timur, tepatnya di pedalaman sungai Mahakam.
Banyak orang berpendapat bahwasanya Yupa dan Prasasti itu sama. Namun sebenarnya mereka itu berbeda. Bentuk fisik Yupa lebih ke tugu batu, sedangkan bentuk fisik Prasasti beragam, ada prasasti yang diukir dari batu bulat utuh seperti prasasti milik kerajaan Tarumanegara, dan prasasti-prasasti lainnya. Yang kedua adalah yupa adalah peninggalan khusus kerajaan Kutai dan bercerita tentang raja kerajaan, sementara prasasti itu merupakan peninggalan kerajaan Hindu lainnya. Karena itu, tidak menyamakan antara dua benda hanya karena kedua bentuk fisiknya hampir sama.
Hubungan yupa dan sejarah Raja Kutai mulai terungkap setelah ditemukannya yupa pertama. Tapi di yupa tidak diceritakan saat dinasti Kutai pertama kali didirikan, namun hanya menyebutkan raja pendiri kerajaan, yaitu Kudungga. Di Indonesia ada tujuh yupa yang telah ditemukan dan menjadi kunci bagi ilmuwan untuk dapat memahami sejarah yupa dan Kerajaan Kutai, yang pada waktu itu merupakan kerajaan tertua di nusantara yang menganut agama Hindu.
Kondisi fisik Yupa yang telah ditemukan sebagian rusak oleh faktor umur yang telah lama terkubur di dalam tanah. Di yupa banyak yang bisa dikatakan tentang raja Mulawarman dan Aswawarman karena sikap dermawannya. Aswawarman adalah putra raja pertama sekaligus pendiri dinasti Kutai yang disebut Kudungga, yang merupakan salah satu yang terbesar dari keluarga Campa (kerajaan Kamboja) yang datang ke nusantara dan mendirikan kerajaannya sendiri dan mendapat julukan sebagai Wangsakerta berarti pembangun keluarga.
Namun, diduga Kudungga belum menjadi seorang Hindu. Aswawarman memiliki tiga putra dan yang paling dikenal dan banyak ditulis dalam yupa adalah Mulawarman, karena dia dikenal sebagai raja yang sangat murah hati.
Yupa menjadi relik tertua abad ke 5 Masehi. Disebutkan bahwa Yupa ini adalah batu tulis dari hubungan geologi pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua dan sekarang telah ditemukan tujuh Yupa yang bercerita tentang Raja Asmawarman dan Raja Mulawarman.
Raja Asmawarman adalah putra Raja Kudungga yang merupakan raja pertama kerajaan Kutai. Asmawarman memiliki tiga putra salah satu yang paling terkenal dari banyak orang bernama Raja Mulawarman di Yupa. Raja Mulawarman dikenal luas karena kemurahan hatinya dan juga sifatnya yang murah hati.